Home » , » Penggerak Roda Kendaraan PART I

Penggerak Roda Kendaraan PART I

Written By Lasipa Network on Thursday, February 6, 2014 | Thursday, February 06, 2014

(Sumber : http://www.drivingfast.net/)
Beragam kendaraan kini beredar dengan berbagai model dan spesifikasi mulai dari bentuk hingga part-part pendukung kendaraan. Saat ini salah satu yang banyak dibicarakan mengenai spesifikasi kendaraan adalah penggerak roda. Posisi penggerak roda merupakan spesifikasi yang sangat memiliki pengaruh terhadap karakteristik kendaraan, karena posisi penggerak roda akan mempengaruhi lokasi mesin yang berbeda dan beberapa faktor lainnya seperti kompleksitas, keandalan, ukuran, posisi penumpang, bobot kendaraan, distribusi berat dan tentuknya karakteristiki pengendaraan.

Kali ini kami akan membahas mengenai posisi penggerak roda, dimana secara luas terbagi dua yaitu Penggerak roda depan atau dikenal dengan FWD dan Penggerak roda belakang atau dikenal RWD. Sementara untuk 4WD merupakan gabungan dari FWD dan RWD dimana power yang didistribusikan pada ke empat roda.

FR (Front engine - Front wheel drive)

(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/File:Automotive_diagrams_10_En.png)

Penggerak roda depan atau Front wheel-drive adalah dimana roda depan kendaraan yang bergerak untuk menjalankan kendaraan. Paling populer tata letak yang digunakan dalam mobil saat ini adalah Front engine - Front wheel drive (FF) dimana mesin berada pada depan as roda depan dan berpenggerak roda depan. Layout ini biasanya dipilih untuk kendaraan kompak, karena mesin dan roda didorong berada pada sisi yang sama dari kendaraan , tidak ada kebutuhan untuk terowongan pusat melalui kompartemen penumpang untuk mengakomodasi poros antara mesin dan roda didorong sehingga kabin tengah akan memiliki lantai yang rata.

Penggerak roda depan, FF ( Front engine - Front wheel drive ) mobil umumnya dianggap unggul dibandingkan FR ( Front engine - Rear wheel drive ) dalam kondisi seperti salju , lumpur , atau aspal basah . Berat mesin diatas roda yang bergerak juga meningkatkan grip dalam kondisi tersebut . Namun, mobil yang memiliki power besar jarang menggunakan tata letak FF karena berat yang ditransfer mengurangi berat pada roda depan dan mengurangi traksi sehingga membatasi torsi yang dapat dimanfaatkan. Kontrol traksi elektronik dapat menghindari kondisi wheelspin tetapi sebagian besar meniadakan manfaat torsi / tenaga ekstra.

Sebuah mesin melintang ( juga dikenal sebagai " timur - barat " ) umumnya digunakan dalam desain FF , berbeda dengan FR yang menggunakan mesin longitudinal. FF tata letak juga membatasi ukuran mesin yang dapat ditempatkan di kompartemen mesin modern, seperti konfigurasi FF biasanya memiliki Inline - 4 dan V6 mesin , sementara mesin lagi seperti Inline - 6 dan 90 ° V8 jarang akan cocok . Ini adalah alasan lain mobil mewah / sport menghindari tata letak FF . Pengecualian memang ada , seperti Volvo S80 ( FWD/4WD ) yang menggunakan melintang dipasang inline 6 dan mesin V8 , dan Ford Taurus , tersedia dengan 60 ° V8 dan all-wheel drive.

Keuntungan
  • Kabin lebih lapang karena tidak terdapat driveshaft yang menghubungkan mesin dengan roda belakang seperti pada kendaraan roda belakang.
  • Berat kendaraan lebih ringan karena beberapa part berkurang.
  • Biaya lebih murah karena tidak ada part yang digunakan untuk menyalurkan tenaga pada roda belakang karena tenaga langsung disalurkan pada roda depan.
  • Penggerak lebih effisien karena tidak ada tenaga yang terbuang akibat transfer tenaga yang tidak sempurna.
  • Penempatan massa berada diatas roda yang bergerak menyebabkan pusat gravitasi jauh kedepan dibandingan kendaraan roda penggerak belakang sehingga meninggkatkan traksi dan stabilitas pada jalan permukaan basah, bersalju atau es.
  • Kendaraan penggerak roda depan lebih understeer atau mudah dikendalikan karena memiliki bias berat didepan sehingga lebih mudah menghindari oversteer terminal dan tidak mudah hilang kendali atau spin.
  • Jarak antar roda yang dapat diperpanjang
  • Mudah mengembalikan kondisi kendaraan oversteer

Kerugian
  • Kondisi tata letak distribusi yang lebih maju membuat setir lebih sensitif terlebih pada kendaraan dengan tenaga besar.
  • Torsi besar pada setir kemudi membuat kemudi tidak stabil atau kemudi akan berlari kekanan atau kekiri.
  • Saat kendaraan bergerak, berat bergeser kembali saat akselerasi memberikan daya tarik lebih ke roda belakang sehingga traksi pada roda depan berkurang, hal ini menyebabkan akselerasi kendaraan berpenggerak roda depan kalah dengan roda belakang.
  • Ada kondisi yang tidak menguntungkan dikarena pusat traksi pada roda depan.
  • Traksi akan berkurang ketika mendaki lereng dalam kondisi licin seperti salju atau jalan raya yang tertutup es.
  • Sudut radius putar yang lebih kecil dibandingkan penggerak roda belakang karena roda selain harus berputar namun juga bergerak kedepan.
  • Posisi gerak roda dan mesin yang sama membuat ukuran mesin yang dapat terpasang menjadi terbatas, karena ukuran tempat disediakan berbeagi dengan bagian penggerak roda.
  • Pusat berat berada didepan meningkatkan tingkat strees pada roda depan lebih tinggi sehingga untuk kendaraan roda depan lebih sering roda depan yang lebih cepat habis.
  • Pada kondisi pengereman yang ekstrim tata letak berat akan maju kedepan sehingga akan mengurangi traksi pada roda belakang sehingga kekuatan mencengkram akan difokuskan pada roda depan. Hal demikian menjadi alasan pabrikan menggunakan rem tromol pada ban belakang kendaraan penggerak roda depan.
  • Setir kemudi akan terasa mati rasa, karena berat ekstra pada drivesharf dan join CV yang digabungkan sehingga meninggkan berat unsprug. Kombinasi tersebut akan mengakibatkan torsi lateral akan lebih sulit dikendalikan terutama pada pada kecepatan tinggi.

Untuk RWD dapat disimak pada Penggerak Roda Kendaraan PART II


(sumber: Wikipedia)



0 comments:

Post a Comment

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS